Kaki saya basah terkena air rawa yang mulai masuk ke rakit. Tangan kiri saya memegang kupat dan tangan kanan semakin mencengkram erat kaki Om saya, karena takut jika rakit yang kami tumpangi tenggelam. Banyaknya penumpang yang menaiki rakit membuat rakit makin terombang ambing.
Itu sepenggal memori 25 tahun yang lalu, mungkin saya masih SD dan setiap bulan Syawal bersama keluarga ikut meramaikan upacara adat grebek ketupat di Rawa Jombor. Dua puluh lima tahun yang lalu, Rawa Jombor airnya masih banyak dan tinggi, hampir seperti danau. Sayang, sejak 10 tahun yang lalu banyak rumah makan dengan konsep pemancingan semakin banyak dibuka di Rawa Jombor, dan eceng gondok yang tumbuh subur menutupi permukaan Rawa Jombor.
Banyaknya rumah makan yang dibangun diatas Rawa Jombor membawa manfaat positif bagi masyarakat sekitar, utamanya bagi pemilik rumah makan, petani keramba, karyawan rumah makan dan tukang parkir. Warung Apung Rawa Jombor, nama bekennya dan ngehits di tahun dua ribuan, menjadi pilihan banyak orang untuk makan-makan, tempat kumpul dan wisata bagi warga Klaten dan sekitarnya.
Begitupun dengan keluarga saya, sering menghabiskan akhir minggu disini, walau sebenernya bosen juga sih. Tapi Bapak saya paling ogah kalau diajak makan ke Jogja atau Solo, kejauhan kata beliau. Ya, mau enggak mau Warung Apung menjadi salah satu tempat makan bareng keluarga.
Jalan di pinggir Rawa |
Pintu masuk Pondok Roso |
Keluarga adik saya |
Libur Paskah yang lalu, adik saya yang di Kalimantan mudik dan kami tak melewatkan moment untuk kumpul-kumpul di Warung Apung Pondok Roso. Selesai memarkir mobil kami menyebrang rawa menggunakan rakit yang ditarik. Anak-anak hepi banget, kayak naik mobil kata mereka. Ohya, saat naik rakit jangan sampai overload ya, maksimal 10 orang dewasa aja ya, daripada tenggelam, hehehe.
Ayo nyebrang |
Fasilitas di Warung Apung Pondok Roso
Banyaknya warung makan/pemancingan di Rawa Jombor mendorong setiap pemilik warung untuk melengkapi fasilitas dan hiburan. Di Pondok Roso sendiri ada beberapa mainan anak, toko souvenir dan yang bikin rame ada hiburan orgen tunggal alias dangdutan. Sedikit menghibur, tapi bagi saya kadang terganggu dengan penampilan penyanyinya yang memakai baju seronok sering juga sangat terbuka, Bapak saya sampai komplain dan risih ngeliatnya.
Melihat ayunan dan perosotan duo anak lanang langsung minta mainan disana, dan tugas omnya untuk momong. Hehehe. Adik bungsu saya ini pinter momong lho, jadi kalo piknik2 suka saya ajak, lumayan punya baby brother gratisan.
Berbeda dengan pemancingan lainnya, Pondok Roso ukurannya lebih luas dan memanjang ke belakang. Bahkan sekarang sudah berlantai dua, ada tangga kecil dari kayu untuk naik ke lantai dua. Saya sekeluarga memilih lantai atas, karena lebih silir dan bisa leluasa melihat pemandangan. Sebelum memilih tempat jangan lupa untuk membawa buku menu sekalian dari meja kasir, nanti tinggal mencatat menu pilihan dan pelayan datang mengambil menu pesanan kita.
Menu Masakan Khas Warung Apung
Ada banyak menu masakan yang disediakan di Warung Pondok Roso. Aneka olahan ikan seperti lele bakar, Gurameh bakar & goreng, Nila bakar & goreng, Bawal, Udang, Cumi. Menu pelengkap seperti sayur, sambal, lalap juga ada. Sembari menunggu pesanan kita bisa memancing ikan, alat pancing dan umpan ikan bisa sewa disini seharga 5000 rupiah. Murah khan.
Biar puas makan-makan, kami memesan berbagai menu ikan, dari Nila Goreng, Kakap Bakar, Gurameh Asam Manis, Cumi Saus Pedas, Trancam, Ca Kangkung dan tak lupa sambal biar hot. Untuk minumannya pesan Kelapa Muda utuh saja, atau aneka jus buah biar sehat ya gaes ((nggaya)).
Tak perlu waktu lama untuk menandaskan makanan kami, suasana semilir dan menu ikan yang lumayan enak menambah selera makan kami. Calon adek ipar yang biasanya makan sedikit karena diet kami paksa makan dengan menu yang banyak. Hahaha. Kan biar mbakyunya ada temen yang gendut :P
Sobat Prima yang ganteng dan cantik, jika anda ingin menikmati aneka menu ikan, sembari berkumpul bersama keluarga di tempat yang semilir. Kamu bisa memilih Rawa Jombor sebagai tempat wisata sekaligus tempat makan siang. Salah satu warung makan yang bisa jadi pilihan kamu di Pemancingan Pondok Roso. Ohya, harga rata-rata makanan disini per kg sekitar Rp.45.000, untuk jus Rp. 8000-Rp.10.000, cukup murah lah dibanding resto lain. Dan jangan lupa, jangan buang sampah di rawa ya gaes.
Perut kenyang dan kamipun harus segera pulang. Terimakasih Bapak sudah mentraktir kami ya. Sobat Prima, nantikan Cerita Kuliner kami lainnya ya.
Perut kenyang dan kamipun harus segera pulang. Terimakasih Bapak sudah mentraktir kami ya. Sobat Prima, nantikan Cerita Kuliner kami lainnya ya.
Waw tempatnya indah sekali, apalgi makanannya pasti mantep banget tuh mbak :D
BalasHapusYaampuuun, Rawa Jombor ini tempat penuh kenangan. Tahun 2005 sama temen-temen kuliah nongkrong di Rawa Jombor seharian, dibela-belain bawa kartu buat main dan yang kalah dioles bedak tebal. Saking hebohnya sampe dilihatin orang-orang di sekitar hehe. Jadi kepengen ke Rawa Jombor lagi :)
BalasHapusSaya tertarik dengan tulisan anda. Saya juga mempunyai tulisan serupa yang anda bisa lihat di www.pariwisata.gunadarma.ac.id
BalasHapus