Jaman sekarang banyak orang berlomba – lomba
untuk hidup mewah. Gaya hidup konsumerisme sudah merambah ke semua kalangan.
Tak hanya kaum berada, orang yang tergolong kurang mampu pun tak sedikit yang
memaksakan diri untuk hidup mewah walaupun harus diperoleh dengan cara kredit. Tapi,
diantara yang banyak itu ada sesosok manusia sederhana di dekat saya. Lebih
tepatnya bersahaja. Beliau adalah rekan kantor saya, penampilannya sederhana,
jarang sekali dia membawa tas. “Cukup dompet saja” kata dia. Berbeda dengan
Ibu-ibu lain yang berlomba-lomba memakai tas mahal dan bermerk. Kendaraan yang
dia gunakan sehari-hari sudah tua walaupun belum uzur. Melihat rekan kerja lain yang motornya matic terbaru, bahkan
banyak yang menggunakan mobil, walaupun untuk bisa membeli harus mengajukan
kredit, dia terlihat berbeda. Walaupun kadang dikompori teman-teman, dia tetap
tak tertarik untuk membeli. Tak heran, gaji yang dia peroleh utuh tanpa
potongan angsuran sedikitpun. Berbeda dengan slip gaji rekan lain termasuk
saya*tutupmuka* karena terpotong angsuran, gaji bersih tinggal setengah aja.
Saat ke kantor dia juga tidak pernah menggunakan make up, paling bedak tipis,
tapi dia tetap terlihat cantik. Handphonenya? Tentulah bukan hape touch screen
keluaran terbaru, cukup hape CDMA keluaran tahun 2006.
Jujur, saya kagum dengan beliau, tak hanya
dirinya, anggota keluarga yang lain juga sederhana. Saat teman yang lain
cerita kalau anaknya habis dibeliin
motor barulah, mobil barulah, dia
bercerita kalau anaknya ga minta motor baru yang keren. Pernah ditawarin dibelikan motor baru,
tapi anaknya malah menjawab “Ibu mau beliin motor saya?Kalo Ibu harus ngambil
kredit di bank, mending ga usah Bu. Besok saja kalo saya sudah kerja beli
sendiri”. Makjlebb saya dengernya, tak sedikit anak yang maksa orang tuanya,
bahkan sampai ngamuk kalo ga dibeliin motor atau barang yang diinginkan yang
diinginkan, walaupun dengan segala cara. Mungkin anak seperti itu hanya ada
satu diantara seribu. Ternyata, mendidik anak untuk hidup sederhana tak mudah,
harus ada teladan, contoh langsung yang dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari. Jujur sampai
sekarang saya belum bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, saya masih
terus belajar dan belajar.
Sederhana itu tidak berarti pelit ataupun
miskin/kekurangan. Sederhana lebih merupakan gaya hidup/pola pikir kita. Dengan
hidup sederhana kita sudah merasa puas dan cukup dengan apa yang kita butuhkan, bukan dengan
yang kita inginkan, tentunya dengan suka rela/ikhlas. Seperti, rekan kerja saya
itu, rumahnya dekat dengan kantor, jadi dia tidak memerlukan motor bagus dan
baru, toh mengendarai Honda Star tahun 80an saja dia bisa sampai kekantor. Beda
dengan orang yang ngejar gengsi, “motor dah jadul mending beli baru, kredit
gapapalah yang penting keren”.
Menjadi manusia sederhana di jaman sekarang
sering dianggap sebagai orang yang aneh. Apalagi jika secara materi kita mampu.
Bisa-bisa dibilang pelitlah, ngirit lah, hidup susahlah, blablabla. Tapi jangan salah, dengan menerapkan
pola hidup sederhana akan menjadikan hidup lebih seimbang dan proporsional. Jika sesuatu yang
kita butuhkan sudah cukup, kita tidak perlu berlebihan. Itu akan menghemat
energi kita. Dan kita bisa menggunakan energi kita untuk berbagi dengan orang
lain.
Hidup
sederhana banyak memberikan dampak positif bagi diri kita , antara lain:
- Lebih Sehat , orang yang sederhana cenderung memilih makanan yang biasa ,tidak berlebihan porsinya . Tidak perlu direstoran mahal, yang penting cukup gizinya. Dan biasanya makanan yang mahal itu banyak mengandung kolesterol atapun zat lain yang jika kandungannya berlebihan ditubuh menyebabkan penyakit degenerative, seperti Jantung Koroner, Diabetes, Hipertensi dll.
- Lebih Religius, hidup sederhana menjadikan kita manusia yang selalu merasa bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang kita dapatkan, apalagi jika kita bisa berbagi dengan orang lain. Dan hal itu menjadikan kita akan lebih dekat dengan Tuhan. Beda dengan orang yang suka bermewah-mewah ataupun berhura-hura, mereka akan ingat Tuhan saat sedang “membutuhkan” saja. Dan lagi kita akan terjauh dari penyakit sombong dan suka pamer.
- Hidup sederhana tidak membuat kita hidup “ngoyo” untuk bekerja, kita akan punya banyak waktu untuk berkumpul dengan saudara, teman dan Tuhan. Kita tidak akan sibuk mengejar materi dan melupakan orang di sekeliling kita.
- Terhindar dari Stres. Banyak orang yang menjadi stress karena mengejar materi demi gengsi, tetangga beli barang baru, membuat kelimpungan dan harus bisa beli yang labih bagus. Ingat, keinginan itu tidak pernah ada habisnya. Dengan sederhana kita ga bakalan stress, karena kita selalu bahagia dan bersyukur.
- Berbagi dengan sesama. Walaupun pendapatan kita banyak, tidak lantas menjadikan kita orang yang boros. Kita tetap bisa menjadi sederhana dan membagikan kelebihan kita pad orang lain. Kita bagagia dan orang lain pun bahagia.
- Terakhir, menjadi orang yang sederhana akan menjadikan tabungan kita segunung, hehehe.
“Sederhana tidak melulu tentang materi, hendaklah kita menjadi pribadi yang lebih bijak dengan menjadi orang yang sederhana secara pikir maupun tindakan” @printSay.
wuihh... subhanAllah ya,
BalasHapustrhindar dari stress ntu yg paling penting mak hhe
Wah.. anaknya temen Mbak itu pengertian sekali.. :D
BalasHapus