Walaupun bukan putri daerah Bantul, saya selalu berusaha untuk semakin mencintai dan mencintai daerah polda ini, maksudnya bukan deket kantor polda lho tapi kepanjangan dari pol daratan. Karena memang secara geografis Bantul terletak di ujung selatan Jogja dan ujung terakhir daratan. Ke Australia deket lho, tinggal nyebrang, hehehe....
Selain pantai dan gerabah, Bantul punya unggulan lain yaitu kuliner. Nyam-nyam, klo ngomongin kuliner bawaannya jadi laper ya. Nah, dari pada kepanjangen dan ga jadi icip-icipnya, yuk cus aja :
1. Mides Pundong
Kalo kamu pecinta mi, ga afdol kalo belum merasakan "nendangnya" mi khas dari wilayah Pundong ini . Mides merupakan mi pedes (karena biasa dimasak dengan rasa yang pedas) yang dibuat secara tradisional oleh warga Pundong, ada beberapa sentra produksi mides dan salah satunya di Klisat, Srihardono, Pundong. Mides terbuat dari sari tepung ketela, sehingga indeks glisemiknya rendah dan mengandung karbohidrat tinggi, jadi tetep kenyang dan sehat. Mides masih diproduksi secara manual oleh masyarakat setempat dan pemasarannya juga masih lokal. So, kalo kamu pengen mides, ya cuma di Bantul, ga bakal dapetin di tempat lain. Kelebihan dari mides ini yaitu tanpa pengawet, jadi mides mentah hanya bertahan selama 24 jam saja. Dan yang ngangenin dari mides ini adalah teksturnya yang kenyal-kenyal gimana gitu.
Seperti mi pada umumnya, mides cocok dimasak dengan cara digoreng atau godok(rebus), dengan tambahan sayur dan telor dan disajikan kebul-kebul ples cabe 4, wuih sukses bikin keringetan dan huah-huah kepedesan. bagaimana sahabat, tertarik untuk mencoba kuliner asli Bantul, monggo datang saja ke Pundong, penulis siap untuk membantu menghabiskan, hehehe....
2. Geplak Pundong
Sapa yang belom tahu atau belum nyicipin cemilan asli mBantul ini, hayoo tunjuk hidung, hehehe...Kalo yang belum pernah, ihhh kebangetan, emang belum pernah main ke Jogja yang indah ini dan mampir ke Parangtritis, kayaknya anda perlu piknik ke sini, dan ajak2saya, penulis siap jadi guide gretongan.
Makanan tradisional dari Bantul ini rasanya manis bingit semanis penulisnya *tsah* , lha iya wong terbuat dari tepung beras, gula dan parutan kelapa. Bentuknya yang bulat kecil nan imut memang selalu menjadi o
leh-oleh wajib para wisatawan, apalagi warnanya yang bermacam-macam menggoda untuk menggigitnya.
E...tapi, bukan geplak ini yang mau saya ceritakan, ada geplak klasih yang mau saya perkenalkan, kenapa saya menyebutnya klasik. Karena manisnya dari gula jawa dan bentuknya lebih nJawani. Pertama kali mencicipi geplak ini saat saya "nyumbang" manten di Bantul,atau kondangan kalo kata orang Jakarta. Karena unik saya langsung nyomot tuh kue coklat, tentunya setelah dipersilakan sama tuan rumah. Ehm, rasanya yang manis, tapi tidak semanis geplak warna warni dan legitnya gula jawa terasa di lidah. Dan saya lebih senang dengan geplak dari Pundong ini daripada geplak yang warna wani itu. Manisnya ga bikin sakit gigi dan tidak terlalu keras.
Bahan baku untuk membuat Geplak Pundong hampir sama dengan geplak biasa hanya penggunaan gula pasir di ganti dengan gula jawa dan ada taburan tepung beras dibagian luarnya. Cara mendapatkannya? Gampang, siapkan beberapa ribuan, transfer ke rekening penulis dan Geplak Pundong siap dikirim. Eh, enggak koq, saya ga jualan. Datang aja langsung ke Bantul, saya siap mengantarkan ke produsennya.
3.Wedang Uwuh asli Imogiri
Abis makan Mides dan nyemil Geplak, haus donk pastinya, nih penulis sodorin wedang uwuh asli dari Imogiri. Walaupun "uwuh" dalam bahasa Indonesia berarti sampah, bukan berarti minuman ini berisi sampah lho ya. Minuman herbal yang menyehatkan ini bisa kita nikmati di areal parkir Makam Raja Imogiri, kalo saya lebih senang di warung pecel pas di dekat pintu masuk makam yang ada pohon gedenya, rindang banget, apalagi sambil menikmati pecel turi dan hangatnya wedang uwuh. Ehm, sehat banget, makan sayur minum herbal, buang jauh-jauh deh hipertensi.
Kembali ke laptop, wedang uwuh konon merupakan minuman kesukaan raja-raja Jogja jaman dulu. Terbuat dari aneka rempah dari kayu secang kering, jahe, daun kayu manis, daun cengkeh, daun pala, cengkeh dan gula batu. Jika ingin menikmatinya di rumah juga tidak sulit untuk membuatnya, kita bisa membeli ramuannya disini dengan harga Rp. 1500 per plastik kecil.
Selain pantai dan gerabah, Bantul punya unggulan lain yaitu kuliner. Nyam-nyam, klo ngomongin kuliner bawaannya jadi laper ya. Nah, dari pada kepanjangen dan ga jadi icip-icipnya, yuk cus aja :
1. Mides Pundong
Mides goreng dan tempe koro, sajian saat acara rapat di kantor |
Kalo kamu pecinta mi, ga afdol kalo belum merasakan "nendangnya" mi khas dari wilayah Pundong ini . Mides merupakan mi pedes (karena biasa dimasak dengan rasa yang pedas) yang dibuat secara tradisional oleh warga Pundong, ada beberapa sentra produksi mides dan salah satunya di Klisat, Srihardono, Pundong. Mides terbuat dari sari tepung ketela, sehingga indeks glisemiknya rendah dan mengandung karbohidrat tinggi, jadi tetep kenyang dan sehat. Mides masih diproduksi secara manual oleh masyarakat setempat dan pemasarannya juga masih lokal. So, kalo kamu pengen mides, ya cuma di Bantul, ga bakal dapetin di tempat lain. Kelebihan dari mides ini yaitu tanpa pengawet, jadi mides mentah hanya bertahan selama 24 jam saja. Dan yang ngangenin dari mides ini adalah teksturnya yang kenyal-kenyal gimana gitu.
Seperti mi pada umumnya, mides cocok dimasak dengan cara digoreng atau godok(rebus), dengan tambahan sayur dan telor dan disajikan kebul-kebul ples cabe 4, wuih sukses bikin keringetan dan huah-huah kepedesan. bagaimana sahabat, tertarik untuk mencoba kuliner asli Bantul, monggo datang saja ke Pundong, penulis siap untuk membantu menghabiskan, hehehe....
2. Geplak Pundong
Geplak warna-warni mBantul |
Makanan tradisional dari Bantul ini rasanya manis bingit semanis penulisnya *tsah* , lha iya wong terbuat dari tepung beras, gula dan parutan kelapa. Bentuknya yang bulat kecil nan imut memang selalu menjadi o
leh-oleh wajib para wisatawan, apalagi warnanya yang bermacam-macam menggoda untuk menggigitnya.
E...tapi, bukan geplak ini yang mau saya ceritakan, ada geplak klasih yang mau saya perkenalkan, kenapa saya menyebutnya klasik. Karena manisnya dari gula jawa dan bentuknya lebih nJawani. Pertama kali mencicipi geplak ini saat saya "nyumbang" manten di Bantul,atau kondangan kalo kata orang Jakarta. Karena unik saya langsung nyomot tuh kue coklat, tentunya setelah dipersilakan sama tuan rumah. Ehm, rasanya yang manis, tapi tidak semanis geplak warna warni dan legitnya gula jawa terasa di lidah. Dan saya lebih senang dengan geplak dari Pundong ini daripada geplak yang warna wani itu. Manisnya ga bikin sakit gigi dan tidak terlalu keras.
Geplak Pundong yang legit |
Bahan baku untuk membuat Geplak Pundong hampir sama dengan geplak biasa hanya penggunaan gula pasir di ganti dengan gula jawa dan ada taburan tepung beras dibagian luarnya. Cara mendapatkannya? Gampang, siapkan beberapa ribuan, transfer ke rekening penulis dan Geplak Pundong siap dikirim. Eh, enggak koq, saya ga jualan. Datang aja langsung ke Bantul, saya siap mengantarkan ke produsennya.
3.Wedang Uwuh asli Imogiri
Wedang uwuh Imogiri |
Abis makan Mides dan nyemil Geplak, haus donk pastinya, nih penulis sodorin wedang uwuh asli dari Imogiri. Walaupun "uwuh" dalam bahasa Indonesia berarti sampah, bukan berarti minuman ini berisi sampah lho ya. Minuman herbal yang menyehatkan ini bisa kita nikmati di areal parkir Makam Raja Imogiri, kalo saya lebih senang di warung pecel pas di dekat pintu masuk makam yang ada pohon gedenya, rindang banget, apalagi sambil menikmati pecel turi dan hangatnya wedang uwuh. Ehm, sehat banget, makan sayur minum herbal, buang jauh-jauh deh hipertensi.
Kembali ke laptop, wedang uwuh konon merupakan minuman kesukaan raja-raja Jogja jaman dulu. Terbuat dari aneka rempah dari kayu secang kering, jahe, daun kayu manis, daun cengkeh, daun pala, cengkeh dan gula batu. Jika ingin menikmatinya di rumah juga tidak sulit untuk membuatnya, kita bisa membeli ramuannya disini dengan harga Rp. 1500 per plastik kecil.
Wedang uwuh kemasan yang bisa kita rebus sendiri di rumah. |
Waduh, bayangin makan geplak yang klasik itu bisa cenat-cenut gigiku :D
BalasHapuskalo yg coklat ini tidak terlalu manis koq mbak..
HapusKalo geplak pundong aku sering makan, Mak. Tapi baru tahu namanya itu. Rasa manisnya kerasa banget. Biasanya ada remah-remahan di plastik. :D Kalo mides belum pernah nyobain.
BalasHapusAda lagi mbak yang ketinggalan, peyek mbok tumpuk. Kacangnya banyak...gurihhh...ruenyahh! Salam kenal mbak:-)
BalasHapus