Mungkin sayalah orang paling cupdate alias ga update pekan kemaren. Mengapa? Karena sampai hari ke 2 selepas hilangnya pesawat milik AirAsia QZ 8501, saya sama sekali ga tau ada pesawat hilang kontak. Pada hari Minggu (28 Desember) saya masih diperjalanan dari rumah ke Bali dan sesampai di sana sibuk kesana kemari ples ngurusin duo anak lanang. Kayaknya sih sempet buka2 status di medsos, tapi ga ngeh kalo ada pesawat ilang. Baru pas duduk2 di Krisna pusat oleh-oleh tak sengaja liat berita di salah satu stasiun TV, TV itu menayangkan proses pengambilan jenazah menggunakan pesawat. Terlihat jenazah yang sudah membengkak mengapung di laut tanpa di blur sama sekali. Saya membayangkan betapa sedihnya keluarga korban.
Ada 162 penumpang di dalam pesawat itu, dan sampai hari ini, hari ke 10, baru 37 jenazah yang berhasil di evakuasi tim Basarnas ataupun tim penolong dari negara lain. Di Selat Karimata, Pangkalan Bun serpihan badan pesawat dan korban ditemukan. Sungguh, bencana ini menyayat hati, banyak orang kehilangan anggota keluarga, bahkan banyak yang kehilangan hampir semua anggota keluarganya.
Pesawat AirAsia dengan nomer penerbangan QZ 8501 ini hilang kontak pada Minggu pagi, 28 Desember 2014, membawa 162 penumpang dan awak pesawat dengan rute Surabaya Singapura. Kebanyakan penumpang akan mengadakan liburan Natal dan Tahun Baru di Singapura. Tapi, siapa sangka penerbangan itu mengantar mereka menuju haribaanNya. Mereka pergi dengan rasa gembira, tapi mereka kembali tinggal nama.
Tapi, disaat keluarga korban sedang melipur hatinya, banyak berita - berita yang semakin membuat sedih. Ada satu akun yang berkomentar "Semoga pesawatnya tidak ditemukan, kalo perlu hancur sekalian, agar keluarga pendeta itu meninggal semua, biar tidak bisa menyebarkan agama Kristen dan populasi umat Kristen berkurang". Sungguh, bisa-bisanya dihubung-hubungkan dengan agama para korban. Tidak semua korban beragama Nasrani kan? Segitu bencikah dengan agama itu?
Ehm.... sampai sekarang saya masih belum bisa membayangkan rasa kehilangan para keluarga korban, apalagi jika jenazah keluarga mereka belum ditemukan.
Tapi, seandainya sampai beberapa hari ke depan masih banyak yang belum ditemukan, semoga para keluarga berbesar hati merelakan saudara mereka tidak ditemukan. Mengingat, sampai hari ke 10 baru 1/6 yang ditemukan, itupun dengan perjuangan yang luar biasa dari tim Basarnas, TNI, tim penolong dari negara lain yang dengan rela mengirimkan pesawat ataupun kapal untuk membantu proses evakuasi pesawat dan korban AirAsia itu.
Terlepas dari semua hiruk pikuk pemberitaan di TV ataupun medsos, sudah selayaknya kita sejenak menundukkan kepala, semoga arwah semua korban pesawat AirAsia diterima dengan layak di sisi Tuhan, bahagia disana dan keluarga yang ditinggal bisa tabah, kuat dan berbesar hati menerima bencana ini.
Hendaklah bencana ini ada hikmahnya, keselamatan sangat mahal harganya, apalagi jika tidak selamat, biayanya akan lebih mahal karena nyawa manusia tidak bisa dihargai dengan materi. Semoga, kejadian ini tidak akan terulang dan menjadi pembelajaran bagi semua maskapai, dan dinas terkait. Seperti kata Pak Mentri, Lebih baik tidak pernah berangkat, daripada tidak pernah sampai sama sekali.
Salam Damai, Berkah Dalem.
Semoga para keluarga korban diberikan ketabahan yg luar biasa dan semoga upaya pencarian korban dan badan pesawat yg tenggelam segera dapat ditemukan seluruhnya,Aamiin
BalasHapusAmin. Makasih ya sudah mampir Mak.
BalasHapus