Beberapa jam ke depan, usia saya bertambah. Mau tahu berapa? Yah, tiga puluh lebih dikit lah. Sebuah angka yang bisa dibilang cukup dewasa, kalau ga mau dibilang tua.
Saat umur bertambah apa sih yang sebenarnya kita rasakan? Senang atau malah sedih?
Hepi, harus donk kan Tuhan telah berbaik hati menjaga dan memberikan segalanya hingga saya sebesar ini dan lebih dari tiga puluh tahun saya berkesempatan menikmati hidup yang never flat kalo kata AgnezMo.
Sedih? Iya, karena ga ada yang ngado, haghaghag, becanda say. Tapi ga nolak juga lho kalau ada temans yang berbaik hati memberi kado apalagi berkenan memberikan doa yang terbaik. Sedihnya sih karena ngerasa tambah tuir bray. Keriput di wajah pasti bertambah, apalagi kilogram lemak yang entah mengapa ikut naik aja ngikutin naiknya angka usia saya.
Tapi, gak papalah, menua itu sudah kodrat. Butuh ribuan hari untuk bisa memutihkan beberapa helai rambut, atau puluhan tahun harus dilewati untuk sekadar memunculkan kerutan di sudut mata atau di kening saya. Dinikmati sajalah, enjoy my life.
The problem is...
Masalahnya ada di Nilai Hidup. Berapakah nilai yang saya dapatkan selama menjalani tiga puluh tahun lebih ini?Pastinya nilai yang bagus yang diharapkan. Seperti seorang murid, yang telah menjalani pendidikan selama satu periode, berapakah nilai yang didapat setelah melampaui serangkaian pelatihan, pengajaran, tes teori ataupun praktek di kehidupan. Bagus atau jelek?
Berapakah nilai yang saya peroleh? Dengan range antara 1-10 mungkin nilai yang saya dapatkan belum mencapai 5. Ujian mengalahkan keadaan dan bekerja keras untuk memperoleh sesuatu mungkin telah dilampau, tapi ujian mengalahkan diri sendiri itu yang berat.
Apalagi ber"nilai" bagi orang lain. Pencapaian yang maha berat. Bernilai atau berguna bagi orang lain secara tulus, bukannya berguna demi mendapatkan pamrih atau kehormatan, itu yang semakin susah didapatkan.
Sebelum bermimpi untuk bisa ber"nilai" bagi orang lain, saya berusaha setidaknya saya tidak menyusahkan atau mengganggu atau membuat orang lain berkesusahan saja, namun nampaknya tingkah polah saya sedikit banyak membuat orang lain merasakan lara, walaupun tanpa saya sengaja.
Di tahun yang baru ini, atau disisa usia saya ini, saya hanya berharap bisa menjadi orang yang "bernilai" bagi orang lain, dikeluarga kecil saya, di keluarga besar saya, lingkungan kantor, tetangga, negeri saya ataupun dunia. Amin.
Saat umur bertambah apa sih yang sebenarnya kita rasakan? Senang atau malah sedih?
Hepi, harus donk kan Tuhan telah berbaik hati menjaga dan memberikan segalanya hingga saya sebesar ini dan lebih dari tiga puluh tahun saya berkesempatan menikmati hidup yang never flat kalo kata AgnezMo.
Sedih? Iya, karena ga ada yang ngado, haghaghag, becanda say. Tapi ga nolak juga lho kalau ada temans yang berbaik hati memberi kado apalagi berkenan memberikan doa yang terbaik. Sedihnya sih karena ngerasa tambah tuir bray. Keriput di wajah pasti bertambah, apalagi kilogram lemak yang entah mengapa ikut naik aja ngikutin naiknya angka usia saya.
Tapi, gak papalah, menua itu sudah kodrat. Butuh ribuan hari untuk bisa memutihkan beberapa helai rambut, atau puluhan tahun harus dilewati untuk sekadar memunculkan kerutan di sudut mata atau di kening saya. Dinikmati sajalah, enjoy my life.
The problem is...
Masalahnya ada di Nilai Hidup. Berapakah nilai yang saya dapatkan selama menjalani tiga puluh tahun lebih ini?Pastinya nilai yang bagus yang diharapkan. Seperti seorang murid, yang telah menjalani pendidikan selama satu periode, berapakah nilai yang didapat setelah melampaui serangkaian pelatihan, pengajaran, tes teori ataupun praktek di kehidupan. Bagus atau jelek?
Berapakah nilai yang saya peroleh? Dengan range antara 1-10 mungkin nilai yang saya dapatkan belum mencapai 5. Ujian mengalahkan keadaan dan bekerja keras untuk memperoleh sesuatu mungkin telah dilampau, tapi ujian mengalahkan diri sendiri itu yang berat.
Apalagi ber"nilai" bagi orang lain. Pencapaian yang maha berat. Bernilai atau berguna bagi orang lain secara tulus, bukannya berguna demi mendapatkan pamrih atau kehormatan, itu yang semakin susah didapatkan.
Sebelum bermimpi untuk bisa ber"nilai" bagi orang lain, saya berusaha setidaknya saya tidak menyusahkan atau mengganggu atau membuat orang lain berkesusahan saja, namun nampaknya tingkah polah saya sedikit banyak membuat orang lain merasakan lara, walaupun tanpa saya sengaja.
Di tahun yang baru ini, atau disisa usia saya ini, saya hanya berharap bisa menjadi orang yang "bernilai" bagi orang lain, dikeluarga kecil saya, di keluarga besar saya, lingkungan kantor, tetangga, negeri saya ataupun dunia. Amin.
Happy birthday ya, mba..all the best for you.. :D
BalasHapusMakasih mbak atas doanya.
HapusLebih dikit..?
BalasHapusSusah amat sih kasih angka pasti, 39 misalnya... haha
Selamat nambah tua aja deh...
yeee.... ga nyampe segitu kali, ya lebih satu dua aja,
Hapushappy birthday mbak.. sama, aku juga bbrp hari lagi, agak deg2an rasanya usia bertambah :-)
BalasHapustapi yap nikmati hidup saja utk lbh baik
Sama2 Leo yaaaaa, selamat juga ya mbak
Hapus