Salah satu pulau yang sampai saat ini masih menjadi mimpi untuk saya jelajahi adalah Lombok. Kenapa Lombok? Karena banyak kenangan disana #eh. Bukan dink, tapi karena pulau Lombok itu eksotis gaes. Banyak pantai cantik dan budaya yang masih melekat erat dengan masyarakatnya.
Oke gaes, kali ini saya nggak bakalan ngomongin tentang ((bule berjemur)) pantai yang kece di Lombok, tapi saya lebih tertarik untuk membahas adat istiadat atau budaya orang Lombok yang pastinya berbeda dengan orang Jawa , Sumatera atau budaya daerah lain.
Yang unik dari masyarakat Lombok khususnya masyarakat adat Sasak adalah prosesi pernikahannya, yang mau dapet orang Lombok, jangan lupa pelajari ini ya :
sumber gambar :eloratur.wordpress.com |
1. Upacara Merariq
Ehm, bahasanya agak aneh ya karena memang Merarik adalah bahasa sasak yang
artinya menikah. Yang bukan orang Lombok pasti baru sekali mendengarnya kan? Kalau saya sih sudah beberapa kali denger, dulu hampir jadi orang Lombok tapi ternyata saya lebih cinta Jogja. LOL.
Ada yang mau diculik?
Yang unik dari daerah Lombok adalah upacara pernikahan dengan cara mempelai perempuan akan diculik oleh
si mempelai laki-laki dan di bawa kerumahnya, pastinya sebelumnya sudah di planning terlebih dahulu, jadi nggak main ambil anak gadis orang ((aku mau lho diculik ama Marshall Sastra)). LOL.
Sebelumnya
sudah ada kesepakatan terlebih dahulu antara keluarga pria dengan orang tua mempelai
perempuan. Biasanya sehari sebelum ijab kabul dilakukan, mempelai perempuan diculikSingkat cerita setelah hal tersebut dilakukan maka besoknya
akan dilakukan sebuah prosesi ijab kaboul untuk mengesahkan pernikahan
dua pasangan tersebut.
Seorang calon pengantin wanita biasanya akan keluar dari rumah secara
diam-diam tanpa diketahui oleh pihak keluarganya. Sementara calon
pengantin laki-laki akan menunggu di tempat yang telah disepakati.
Secara umum, masyarakat suku Sasak memahami makna merariq dengan sebutan memaling. Padahal, istilah merariq memiliki makna yang berbeda dengan memaling. Meskipun dalam proses merariq merupakan sebuah kegiatan membawa lari seorang wanita secara sembunyi-sembunyi untuk dijadikan istri oleh seorang pria, akan tetapi proses merariq terjadi atas kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.
Secara umum, masyarakat suku Sasak memahami makna merariq dengan sebutan memaling. Padahal, istilah merariq memiliki makna yang berbeda dengan memaling. Meskipun dalam proses merariq merupakan sebuah kegiatan membawa lari seorang wanita secara sembunyi-sembunyi untuk dijadikan istri oleh seorang pria, akan tetapi proses merariq terjadi atas kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.
Di samping itu, dalam proses pelaksanaannya, merariq tentulah harus tetap berpatokan pada awiq-awiq (aturan) yang berlaku dalam masyarakat suku Sasak. Pada dasarnya, kata merariq merupakan akronim dari bahasa Sasak yaitu kata me yang memiliki arti silakan atau ayo dan kata berari yang memiliki makna berlari.
Dengan demikian, secara bebas dapat dikemukakan pengeertian Merariq sebagai kata/istilah yang memiliki makna mari kita berlari. Ada yang mau berlari sama saya?. LOL
2. Mesejati
Mesejati berasal dari kata sejati yang berarti benar-banar. Proses adat mesejati ini dilaksankan keitannya dengan proses merariq. Mesejati harus dilaksanakan karena merariq dilaksnakan secara diam-diam sehingga masih menimbulkan pertanyaan
Secara makna pilosfis mesejati memiliki pengertian sebagai bentuk kegiatan melaporkan/memberikan keterangan tentang terjadinya sebuah proses merariq. Kegiatan mesejati ini dilakukan oleh pemerintah desa tempat tinggal calon mempelai laki-laki kepada pemerintah desa asal calon pengantin wanita. 3. Selabar
Pengertian kata selabar diungkapkan sebagai suatu bentuk kegiatan tindak lanjut dari kegiatan mesejati. Kata selabar berasal dari kata selobor yang memiliki makna penerang. Selabar dilaksanakan sesuai dengan kesiapan pihak keluarga mempelai wanita menerima kedatangan rombongan selabar.
Jika pada proses adat mesejati dilaksanakan kegiatan awal untuk memberitahukan tentang proses merariq oleh pihak pemerintah, maka kegiatan selabar dilaksakan dalam bentuk memberikan informasi lebih jelas tentang terjadinya proses merariq, identitas jelas calon pengantin laki—laki baik menyangkut bibit, bobot dan bebetnya. Sehingga, proses selabar ini meruapakan tahap silaturrahim awal pihak keluarga calon mempelai laki-laki kepada pihak keluarga calon mempelai wanita.
3. Nuntut Wali
Setelah proses selabar dapat diterima, pada hari yang telah disepakati
keluarga calon mempelai laki-laki akan berkunjung kembali untuk
membicara hari pelaksanaan akan nikah. Bagi masyarakat suku Sasak di ,
perhitungan hari baik (urige) masih diutamakan. Sehingga, pada proses
nuntut wali ini akan dibicarakan tentang hari baik pelaksanaan akad
nikah, mas kawin,. NA, Surat Nikah dan sebagainya.
4. Ngawinang/Nikahang
Masyarakat suku sasak meupakan mayoritas pemeluk agama Islam. Oleh
karena itu, pelaksanaan acara nikah harus segera dilaksanakan dengan
berpegang pada ketentuan agama dalam proses pelaksanaannya.
5. Upacara Sorong Serah Aji Krama
Puncak acara dari serangkaian prosesi acara adat perkawinan pada
masyarakat suku Sasak adalah upacara adat Sorong Serah Aji Krama.
Pelaksanaan acara Sorong Serah Aji Krama ini telah disepakati pada saat
pembicaraan Bait Janji.
Jika dimaknakan, kata Sorong Serah Aji krama berasal dari kata Sorong
Serah dan Aji Krama. Sorong Serah merupakan kata majemuk yang berarti
serah terima, sedangkan Aji Krama terdiri atas kata Aji yang berarti
nilai dan krama yang berarti adat atau kebiasaan. Jadi, dapat dibatasi
pengertian Sorong Serah Aji Krama sebagai bentuk acara serah terima
nilai adat yang telah dibiasakan.
Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa istilah aji
krama berdasarkan pada kata aji dan karma. Aji dimaknakan raja atau
datu, sedangkan krama berasal dari kata kraman yang bermakna sekumpulan
orang-orang desa pada satu wilayah kesatuan hukum. Istilah kraman
pertama kali ditemukan pada prasasti Dausa Pura Bukit Indra Kila pada
tahun 864 saka (Pusat Penelitian Arkeologi Departemen P dan K).
Di samping dua pengertian di atas, istilah Aji Krama juga dimaknakan
dari kata aji yang berarti bapak dan krama yang berarti adat. Pada
pengertian ini, aji karma diartikan bapaknya adat. Dengan kata lain,
makna acara sorong serah Aji Krama merupakan prosesi wisuda atau
peresmian atas kelahiran keturunan dari sebuah perkawinan. Hal ini dapat
dipahami karena masyarakat suku sasak menganut paham Patrialisme. (sumber dari : https://jannahsanusi89.wordpress.com/2013/12/20/upacara-adat-merarik-suku-sasak/)
Gimana gaes siap jadi manten orang Lombok? Kalau saya mah, batal. LOL. Tapi saya tertarik banget untuk melihat prosesi langsung perkawinan adat masyarakat Sasak, bahkan sekarang prosesi adat ini malah menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan terlebih turis mancanegara.
Kalau kamu tertarik nggak sama ((orang LOmbok)) prosesi perkawinan masyarakat Sasak? Pasti iya kan, nah saat di Lombok tak usah bingung menginap di hotel mana, karena saya punya beberapa referensi hotel bagus dengan harga terjangkau. Daftar harga hotel di Lombok bisa kamu cek langsung di situs MisterAladin.com. Saya sih terbiasa pesan hotel secara online di MisterAladin.com, sumpeh males yang ribet-ribet.
Gaes, kapan nih kalian mau ke Lombok? Sumpah jangan ajakin saya, takut ketemu ama doi. LOL
Oh iya ce nya di culik, aku pernah denger cerita dari guide saat ke lombok
BalasHapusBaru tau lho ada adat yang begini. Beberapa bahasanya mirip bhs Jawa ya?
BalasHapus