Tak seperti semester sebelumnya, di akhir semester genap ini saya lebih bersemangat menantikan pentas seni anak-anak TK Mangunan. Jika di semester sebelumnya Mas Nathan masih ogah-ogahan ikut latihan nari tapi di semester ini dia mulai antusias mengikuti latihan nari dan nyanyi bersama teman-temannya.
Beberapa cara juga saya gunakan agar dia makin bersemangat ikut latihan dan akhirnya berani naik panggung bersama teman-temannya. Dari merayu dia, menjanjikan jalan-jalan atau membelikan tas baru.
Sabtu pagi jam setengah 8 saya sudah sampai di sekolah TK Mangunan bersama Mas Bojo dan duo anak lanang. Sudah ada beberapa orang tua dan anaknya serta Ibu Guru, yaitu bu Rumai dan bu Dewi. Mereka terlihat sibuk memakaikan kain jarik dan stagen sebagai kostum pentas.
Bu Dewi nampak bersemangat memakaikan kostum ke anak-anak |
Setelah menyapa mereka saya juga cari posisi untuk memakaikan kostum mas Nathan. Belajar sebentar dari Ibu yang lain dan akhirnya bisa juga memakaikan kain jarik sebagai celana/bawahan dan stagen. Seseuai keputusan rapat wali murid, kami memang tidak menyewa kostum agar tidak memberatkan secara ekonomi dan cukup memakai kain jarik serta stagen.
Mama Ale juga sibuk memakaikan jarik ke putranya |
Ehm, ternyata tidak gampang lho gaes, saya beberapa kali pasang bongkar pasang bongkar sampai terlihat rapi tapi nyaman dipakai saat lompat-lompat. Selesai mendandani Nathan saya ((sok pintar))mendandani anak yang lain, yaah hasilnya lumayan lah. ((ciyus?))
Karena anak saya cowok, jadi tidak di make up seperti anak cewek. Padahal saya sudah bawa alat make up lengkap, ya pikiran saya anak-anak bakal di kasih kumis atau sedikit bedak.
Pentas seni di bulan Juni kemaren sebenernya dalam rangka perpisahan anak TK kelas B yang sudah lulus. Anak TK A ikut menyumbang pertunjukkan yaitu tari dan nyanyi.
Host cilik Mangunan |
Tepat pukul setengah sembilan acara dimulai. Di buka oleh 4 MC cilik dari anak kelas SD Mangunan. Salut ya, mereka berani dan pintar merangkai kata di hadapan tamu anak-anak dan orang tua murid. Tema acara tentang liburan ke dunia Mangunan, sehingga kostum mereka kayak orang mau piknik gaes.
Beberapa acara awal seperti opening, sambutan kepala sekolah, sambutan dari panitia, sambutan dari wali kelas B dan yang ditunggu -tunggu pementasan anak-anak.Saya pun sudah tak sabar melihat Mas Nathan tampil sambil deg-deggan, was-was juga saat mendekati menit terakhir. Takutnya dia tiba-tiba demam panggung dan nggak jadi tampil menari bersama teman-temannya.
Mas Nathan berbaju hijau duduk paling depan menunggu waktu tampil |
Sesi hiburan dimulai dengan penampilan kelas B perempuan, mereka dengan sumringah menarikan lagu topi dalam versi Jawa. Lucu juga melihat mereka berjoged dan berlenggak lenggok. Apalagi lagunya baru saya dengar pertama kali.
Yang bikin lucu lagi, make up dari anak laki-laki kelas B, pipi mereka diberi pewarna merah dan ada balon yang ditalikan di belakang sehingga jariknya terlihat menggembung. Seperti halnya dengan kelas A, kostum anak kelas B juga hanya berupa kain jarik dan stagen kemudian dimodifikasi sedemikian rupa. Bagus jugayaa, mirip rok batik.
Dan, yang dinantikan tiba. Mas Nathan dan anak kelas A bersiap naik ke panggung. Senyum manisnya meyakinkan saya jika dia siap pentas dan sudah mengalahkan rasa mindernya. Saya excited banget, akhirnya dia pede dan mengalahkan rasa takutnya. Anak saya yang pemalu sudah tak lagi pemalu, dia sudah seperti anak-anak lainnya. Ternyata yang bangga tak hanya saya, tapi juga guru-gurunya.
Nathan yang selama ini tidak mau ikut kelas menari dan ogah-ogahan kalau diajak tampil di depan sekarang sudah mulai berani. Di hari-hari terakhir sebelum pentas dia selalu cerita dengan antusias tentang latihan menari dan hari itu dia menunjukkan pada saya, Nathan bukan anak pemalu tapi anak hebat.
Sobat Prima, mungkin ada diantara kalian yang memiliki anak atau adik yang pemalu. Jangan under estimated terhadap mereka, tapi beri dukungan dan SABAR. Yes, sabar itu kata kuncinya. Anak pemalu sebenarnya sama dengan anak yang lain, hanya mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk berani bergaul, atau tampil di depan banyak orang. Jika diusia 3 tahun mereka masih malu-malu, setahun lagi pasti berbeda dan seiring bertambahnya waktu mereka akan sama dengan anak yang lain.
Okey, kembali ke acara tutup tahun dan pelepasan anak kelas B ya gaes.
Pak Daru mengiringi anak anak bernyanyi |
Setelah anak kelas A tampil, beberapa anak kelas B mementaskan drama musikal.Diiringi petikan gitar dari Pak Daru, guru musik TK Mangunan anak-anak bernyanyi dengan membawa beberapa atribut. Ada yang bercerita tentang mobil, pekerjaan, alam dll.
Woi, ada Bo Bo Ho |
Setelah semua acara selesai, ibu guru membantu melepaskann kostum anak-anak. Kemudian melipat jarik dan stagen mereka. Begitupun saya juga melepas jarik dan stagen Mas Nathan. Ohya gaes jika kamu belum pernah make stagen pasti nggak tahu ribetnya menggulung stagen, butuh kesabaran euy.
Ehm, jujur hari itu 11 Juni 2016 saya bahagia, saya bangga, anak lanangku sudah melewati rasa mindernya dan semoga ke depan dia semakin berani dan bisa menunjukkan potensi dirinya. OK gaes, jangan lupa selalu dukung anak-anak dan beri mereka "waktu" untuk menunjukkan betapa hebat mereka.
Baca juga : TK E Mangunan, Sekolah Anti Mainstream
Mbak Prima aku jd keinget masa kecilku suka mentas2 nari (dan nyani).
BalasHapusItu mengajarkan anak2 berani eksis dan PD ya mbak. TFS :)
melatih kepercayaan diri anak tampil ya mbak
BalasHapuswah sekolahnya keren mbak. jawa banget..
BalasHapusLucu amat! Gimana caranya memakaikan stagen sepanjang itu ke anaknya? :-D
BalasHapusPentas seni selain mengasah bakat anak juga mengasah rasa percaya diri
BalasHapus