Kumparan. Beberapa hari yang lalu saya membaca berita tentang tingginya angka bunuh diri petani di India karena gagal panen akibat perubahan cuaca sehingga mereka tidak dapat membayar hutang pembelian tanah, pupuk, dan bibit.
Meskipun tidak seekstrim ini, permasalahan petani (dan peternak) di Indonesia pun tidak jauh berbeda. Mereka butuh biaya untuk mengelola sawah, ladang, kebun, dan ternak. Sementara itu mereka juga bergantung pada iklim yang tidak dapat diprediksi.
Meskipun tidak seekstrim ini, permasalahan petani (dan peternak) di Indonesia pun tidak jauh berbeda. Mereka butuh biaya untuk mengelola sawah, ladang, kebun, dan ternak. Sementara itu mereka juga bergantung pada iklim yang tidak dapat diprediksi.
Orang-orang inilah yang menyediakan pangan untuk kita makan, bekerja keras dalam jangka waktu tidak pendek, dengan hasil yang tidak seberapa.
Lalu bayangkan ketika kerja keras tersebut, bukannya dihargai dengan cara menghabiskan makanan yang disediakan, malah dibuang-buang.
Menurut data survei Economist Intelligence Unit tahun lalu, di Indonesia, satu orang pertahun membuang/menyisakan 300 kg makanan. Selain persoalan distribusi dan mafia, salah satu sumber masalahnya juga karena individu seperti kita ini, mengambil makanan lebih dari kebutuhan lalu tidak menghabiskannya.
Jika saja kita menyadari bahwa dalam setiap butir nasi, setiap kerat daging, setiap helai daun lalapan itu ada kerja keras manusia, ada pengorbanan hidup makhluk, ada sumbangan energi dari matahari dan sumbangan nutrisi dari bumi, tentu kita akan lebih menghargai makanan dan tidak akan membuang-buangnya.
#karyauntukperubahan
#art4humanity
iya...sedih banget kalo liat orang buang-buang makanan. Kalo di rumah kadang aku ngabisin makanan anak-anak...itupun kalo makannya ga di aduk aduk, kalo udah tercampur semua agak gimana gitu...hihihi
BalasHapusbenci bangettt kalo aku ke resto2 trutama all you can eat, dan melihat orang ambil makanan banyak2, tp kemudian ga diabisin :(... berasa pengen ngirim tuh orang ke somalia sana biar dia tau gmn rasanya kelaperan ...
BalasHapusmembuang makanan, disamping itu mubazir juga namnya tidak mensukuri nikmat dari Tuhan..
BalasHapusMakanlah secukupnya, bener banget mbak. jangan buang makanan... nanti ayamnya mati. hehehe
BalasHapusSusah bangte ngajarin anak soal ini mba, kalau jaman saya kecil dulu aja dibilang nanti nasinya nangis aja nurut he he he , makanan pasti dihabiskan..
BalasHapusWah, mba baru baca aja udah sedih. Betapa beratnya ya jadi petani apalagi sekarang lahan pertanian juga semakin sempit. Membuat permasalahan para petani bertambah juga
BalasHapusIya loh masih banyak yang buang makanan. Kadang di resto2 itu makanan masih banyak nggak dihabiskan, ditinggal pulang gitu aja. Suka gemez.
BalasHapusAnak-anak kuwanti-wanti jangan buang makanan. Dulu waktu anak-anak kecil, klo mereka makan nggak habis, ya aku yg ngabisin hahaha. Jadi deh badan tambah ndut :D
Gunung Kidul juga mulai kekeringan tu. Dulu angka bunuh diri disana sangat tinggi. Semoga kali ini pendapatan pariwisata yg melonjak bisa digunakan utk penanggulangan kekeringan.
BalasHapusiyaa nih, kalo gak suka kenapa harus diambil gitu ya...
BalasHapus