Apakah hidup anda tidak tentram, tak ada adem ayem? Jangan-jangan kalian kebanyakan menelan berita bohong yang isinya racun?
Konon katanya, kabar buruk sampai lebih cepat dari kabar baik. Dan kabar tidak menyenangkannya banyak orang yang melahap berita bohong tanpa menyaring dan bahkan malah doi sharing ke temen, saudara, kerabat via medsos. Nggak abis-abis 'kan hoaks merajalela?
Hampir semua orang yang menggunakan smartphone memiliki akun media sosial. Saat ini media sosial berkembang pesat. Semua pengguna medsos bisa saling bertukar informasi dengan sesama pengguna. Nah, perilaku masyarakat kita cenderung konsumtif begitu pula penggunaan medsos, membuat informasi yang benar dan salah bercampur.
Nah, akhir-akhir ini hoaks juga makin bertebaran terkhusus berita tentang pandemi, covid-19 dan PPKM. Padahal pemerintah sedang berupaya memerangi pandemi Covid-19 salah satu caranyan dengan vaksinasi. Berdasarkan data Kemenkominfo selama periode 23 Januari 2020 - hingga 25 Juni 2021 terdapat 1670 hoaks tentang Covid-19.
Webinar "No Hoax:Vaksin Aman, Hati Nyaman"
Pada hari Rabu, 14 Juli 2021 yang lalu saya mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pelita Harapan (UPH) dengan teman "No Hoax, Vaksin Aman, Hati Nyaman". Webinar tersebut diselenggarakan via Zoom dan disiarkan juga secara live di channel Youtube Ditjen IKP Kominfo.
Narasumbernya tentu kompeten donk, isi webinarnya daging semua gaes. Beliau-beliau adalah :
1. Prof. Dr. Widodo Muktiyo, beliau saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Kemkominfo
2. dr.Siti Nadia Tarmizi, M.Epid juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementrian Kesehatan
3. Dr. Benedictus A. Simangunsong, S.IP, M.Si ketua Prodi Magister Komunikasi UPH.
Turut memberikan sambutan ada Marsefio Sevyone ketua prodi Ilmu Komunikasi UPH serta Dirut Informasi dan Komunikasi Polhukan Kemkominfo. Webinar merupaka salah satu upaya untuk mengubah pola pikir, agar bisa bijak dalam menerima informasi. Bambang Gunawan menyampaikan pesan bagi generasi millenial untuk cermat dan berani melawan hoaks.
Narasumber pertama yang memaparkan materi yaitu Staf Ahli Menteri Kominfo, Prof. Dr.Widodo Muktiyo menyampaikan fakta jika pengguna internet di Indonesia mencapai 175 juta atau 64% dari jumlah penduduk. Dan pengguna medsos ada 59%. Banyak banged 'kan gaes. Internet dan medsos bisa mempengaruhi opini masyarakat secara massal dalam waktu cepat dan peredarannya sulit dilacak.
Hoax menjadi alat propaganda, yang termasuk kategori hoax yaitu berita bohong yang disengaja , berita yang menghasut, tidak akurat, berita ramalan fiksi ilmiah, berita yang menyudutkan pemerintah. Menurut Prof, informasi vaksin banyak yang dibelok-belokkan dan kebenarannya menjadi kabur. Berita bohong menjadi konsumsi publik dan masyarakat jadi terpengaruh sehingga target pemerintah bisa tidak tercapai dan pandemi nggak kunjung kelar.
Temans, sebenarnya gampang lho mengenali hoaks di media sosial, biasanya berisi provokasi atau menyudutkan pihak tertentu Faktor utama pemicu munculnya hoaks yaitu:
1. Kebiasaan share berita tanpa disaring terlebih dahulu
2. Rendahnya tingkat literasi dan sosio kultural
3. Adanya tokoh/dalang yang sengaja membuat kerusuhan melalui hoaks.
Strategi Penanggulangan Covid-19
Narasumber kedua yaitu dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid saat ini beliau menjadi juru bicara Vaksin Covid-19. Masyarakat belum disiplin menerapkan prokes selama pandemi ini, kebiasaan baru untuk mencegah penularan Covid-19 belum dianggap hal yang penting dan pelaksanaan oleh masyarakat belum konsisten. Masyarakat masih abai dalam memakai masker dan cenderung tidak mau memeriksakan jika ada gejala Covid-19.
Strategi penanggulangan Covid-19 yang dilakukan pemerintah saat ini yaitu deteksi, terapeutik, vaksinasi dan perubahan perilaku. Agar program tersebut tercapai tentu butuh dukungan dari berbagai elemen dan yang utama masyarakat dengan disipil menerapkan 5m.
dr. Nadia juga menyampaikan tentang virus Delta yang menyebabkan adanya gelombang kedua saat ini dengan kenaikan penerita dan korban meninggal dunia. Vaksinasi harus dipercepat denogan kemudahan prosedur dan alur proses.
Vaksinasi Covid sangat aman, izin pengggunaan sudah dikeluarkan oleh Badan POM dan aspek keamanan juga menjadi prioritas utama agar aman sampai ke masyarakat.
Menjadi Warga Digital yang Baik
Lagi-lagi hoaks yang menyebabkan masyarat enggan untuk divaksin dan usaha pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19 terhambat. Bapak Benedictus mengajak kita menjadi warga digital yang baik dan jangan menjadi korban hoaks.
Saat ini bersliweran hoaks tentang vaksin, untungnya sih nggak ada yang masuk ke whatsapp grup, karena kalau ada bakal saya protes "Nggak usah sebar hoaks, kena dosa kapok Lo". Atau bisa jadi grup yang saya ikuti orangnya sudah melek literasi dan cerdas. Wkwkwkw.
Kalau di medsos masih ada sih semacam :
- Vaksin bisa bikin sakit
- Setelah vaksin bisa meninggal
- Ada chip di dalam vaksin
- Vaksis Sinovas bisa memperbesar kelamin
dan masih banyak hal-hal aneh yang nggak masuk akal dan sayangnya banyak orang percaya, kemudian tidak mau divaksin dan beakhir terkena covid.
Masyarakat dihimbau untuk cerdas dalam memili berita. Semakin tinggi tingkat literasi seseorang, akan mampu melihat dari berbagai sudut konten yang diterima.
Yuk cek dulu berita yang kita terima sebelum membagikan ke orang lain. Jangan sampai jempol kita membuat sengsara orang lain. Teman-teman, hoaks tidak memberikan solusi tapi hanya menebar energi negatif. Jangan hanya menjadi buih di lautan dan hidup terjebak isu.
Hoaks kayaknya sudah merajalela sekarang ini apalagi informasi tentang kesehatan yang menjadi momok untuk masyarakat, pastinya ini jangan dimakan mentah-mentah dan asal percaya dulu, ya.
BalasHapus